Arti Design Minimalis



Apa Arti Design Minimalis – Desain minimalis adalah desain yang dipreteli, menghapus bagian-bagian yang tidak perlu, hingga hanya meninggalkan elemen-elemen pentingnya saja.

Desain minimalis adalah salah satu gaya desain yang paling signifikan abad sekarang. Ini mungkin bukanlah yang paling populer, tetapi memiliki pengaruh ke hampir segala bidang. Pengaruh desain minimalis bisa dibilang menembus lebih banyak bidang daripada hampir semua tren seni atau gaya desain lainnya.

Hampir semua memiliki pengaruh desain minimalis. Dari desain antarmuka (user interface), desain perangkat keras, desain mobil, film, dan game, hingga desain web, dan tidak terkecuali desain interior. Semua bidang tersebut dipengaruhi oleh gerakan minimalisme.

Kita mungkin tidak menyadari secara pasti apa itu minimalisme? Namun, besar kemungkinan saat ini kita justru sedang mengakrabi dan bahkan intim dengan desain minimalis. Ponsel pintar, perangkat lunak, atau antarmuka aplikasi, desain brosur yang disajikan secara grafis, atau hanya sekadar duduk-duduk santai pada sebuah sofa atau kursi. Sebuah ruang hidup dengan karakter dan tampilan minimalis.

Ada banyak sekali alasan mengapa minimalisme mampu menembus begitu banyak bidang namun kurang dikenal daripada desain pop art atau sejenisnya. Alasan yang paling prinsipil adalah karena minimalis memang lebih merupakan prinsip daripada sekadar sebuah gaya visual.

Akibatnya, karena minimalis merupakan prinsip dan arah desain, desainer di luar arsitektur, dan atau industri desain, dapat menerapkan dan mengadopsi prinsip-prinsip desain minimalis.

Minimalisme tidak mencolok dan wah, namun lebih mengedepankan kesederhanaan. Minimalisme memiliki pengaruh yang besar dan sangat luas.

Apa itu Desain Minimalis?
Minimalis adalah tren desain yang dimulai pada abad ke-20 dan berlanjut hingga sekarang. Ini adalah gagasan desain yang dipreteli, menghapus bagian-bagian yang tidak perlu, hingga hanya meninggalkan elemen-elemen pentingnya saja.

Pernyataan terkenal untuk desain minimalis berasal dari seorang arsitek bernama Ludwig Mies van der Rohe: “Less Is More.”.

Moto lain datang dari seorang desainer, Buckminster Fuller: “Doing more with less.”.

Akar Desain Minimalis
Desain minimalis dipengaruhi juga oleh hal-hal tertentu yang pernah hadir sebelumnya. Secara khusus, apa yang memengaruhi desain minimalis adalah Gerakan seni De Stijl, Arsitek bernama Van Der Rohe, dan desain tradisional Jepang.

Gerakan Seni De Stijl
De Stijl adalah sebuah gerakan artistik di Belanda yang dimulai pada tahun 1917 dan berlangsung hingga kira-kira awal 1930an. Istilah “De Stijl” berasal dari bahasa belanda yang berarti “The Style”. Pergerakan tersebut meliputi pelukis, pematung, arsitek, dan juga desainer.

De Stijl mendorong kesederhanaan dan abstraksi dengan mengurangi desain hanya pada bentuk dan warnanya yang esensial, garis horisontal dan vertikal, bentuk rectangular, nilai primer berwarna putih, hitam, dan abu-abu, serta warna primer biru, merah, dan kuning.

Ludwig Van Der Rohe
Ludwig Mies van der Rohe adalah seorang arsitek Jerman yang dianggap sebagai pelopor arsitektur modern. Gaya arsitekturalnya selama Perang Dunia I meletakkan dasar untuk desain minimalis. Dia telah merancang banyak bangunan bersejarah, termasuk Chicago’s Crown Hall dan New York Seagram Building.

Van der Rohe mengupayakan kesederhanaan dan kejelasan dalam desain arsitekturalnya dengan menggunakan bahan modern seperti baja dan pelat kaca, memiliki kerangka kerja struktural minimal, termasuk banyaknya open space atau ruang terbuka. Dia adalah orang yang memopulerkan istilah “less is more”.

Desain Tradisional Jepang
Menambahkan hanya apa yang dibutuhkan dan menyingkirkan yang tidak perlu selalu menjadi fokus utama dalam desain tradisional Jepang. Arsitektur dan desain interior Jepang kuno hanya menggunakan sedikit warna. Pilihan warna dan desain sederhana, dengan garis dan bentuk yang bersih serta ramping.

Desain Jepang berhubungan erat dengan budaya Jepang. Budaya Jepang diresapi dengan Zen dan kesederhanaan. Segala sesuatu dari bagaimana makanan disiapkan, disajikan, bagaimana makanannya, untuk hal-hal seperti upacara minum teh, semuanya menempatkan fokus pada kesederhanaan dan aktivitas yang ada.

Desain tradisional Jepang sangat berbeda dengan desain tradisional Barat semisal Gothic atau Victorian.

Sejarah Singkat Desain Minimalis

Desain minimalis dimulai pada awal abad 20 dengan rancangan arsitektur, sekitar tahun 1920-an. Arsitek Pasca Perang Dunia I Van der Rohe adalah salah satu arsitek terkemuka pertama yang menggunakan prinsip-prinsip dalam desainnya yang menjadi contoh desain minimalis.

Alasan arsitektur minimalis mulai “lepas landas” adalah tersedianya bahan dan material-material modern seperti kaca, beton, dan baja. Selain itu, mulai terbentuknya cara-cara standar membangun sebuah gedung, turut memercepat rancang bangun gedung minimalis secara lebih efektif.

Tren berlanjut hingga pertengahan abad ke-20, saat Buckminster Fuller berhasil mendesain kubah menggunakan bentuk geometris sederhana yang masih berdiri dan terlihat sangat modern.

Fokus pada kesederhanaan ini turun dan diadopsi ke dalam seni melukis, desain interior, fashion, dan juga musik. Begitulah cara desain minimalis memengaruhi segala bidang hingga menjadi semacam design style yang sangat lumrah.

Pelukis Frank Stella mengatakan, “What you see is what you see.”

Seni minimal berkembang di tahun 1960an di Amerika. Mirip dengan gerakan seni De Stijl, pelukis bereaksi terhadap seni “abstrak-ekspresionisme” hingga akhirnya hanya menggunakan bentuk geometris yang belum sempurna dalam karya seni mereka dan tidak menambahkan hiasan apapun atau elemen-elemen lainnya.

Tentu saja, fokus pada kesederhanaan juga memengaruhi desain produk. Ikea adalah salah satunya. Perusahaan furniture asal Swedia ini adalah contoh lain dari produk konsumen yang dirancang sangat minimalis. Perabotannya sangat sederhana sehingga seringkali bahkan tanpa memerlukan petunjuk penggunaan atau pemasanagn karena sudah sangat jelas.

Pendekatan Praktis Menuju Desain Minimalis

Mengetahui sejarah dan tokoh kunci desain minimalis merupakan awal yang sangat bagus. Namun, pengetahuan tanpa tindakan adalah useless alias tidak berguna.

Dari urbanhomez.com, berikut prinsip-prinsip penting desain interior minimalis dan bagaimana cara menerapkannya ke dalam rumah.

Minimalis bisa berarti ruang yang luas dengan minimal furniture dan juga detail.
Elemen utama gaya ini adalah memerhatikan bentuk, warna, dan tekstur.
Furniture, kain, atau partisi kaca memainkan peran sebagai room separator.
Dalam aksen, desain minimalis modern dibuat pada bentuk geometris dan asimetris yang tajam. Perabotan harus memiliki bentuk yang ramping dan dilapisi dengan lapisan warna netral.
Jumlah aksesori minimal.
Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dalam perawatan serta dibersihkan seperti kayu, linoleum, atau genteng.
Putih adalah warna utama untuk gaya ini. Putih membentuk dasar untuk dinding, lantai, dan furniture.
Sebagai alternatif, Anda bisa memilih warna netral seperti beige, abu-abu, hijau muda.
Untuk aksen, Anda bisa menggunakan warna cerah, tetapi dibatasi hanya satu.
Wall art dan beberapa detail besar pada dinding.
Jendela besar yang biasanya tidak memiliki tirai atau corak, menciptakan efek ringan.

Simpulan
Prinsip dasar desain interior minimalis adalah tetap fokus pada garis yang bersih, permukaan keras, dan perabotan rendah. Namun, akhir-akhir ini kita juga melihat tepi yang lebih lembut, lebih banyak warna, dan juga tekstur yang bervariasi.

Gaya interior minimalis masih merupakan pilihan paling banyak digunakan saat ini. Menjadikannya sebagai salah satu konsep desain, terutama desain interior, yang paling populer.

Pertanyaanya kemudian: apakah konsep desain minimalis akan tetap relevan dan sesuai sebagai gaya interior rumah idaman Anda? Atau adakah gaya design lain selain minimalis yang jadi kesukaan Anda? Semua tentu soal selera dan tergantung preferensi personal.

Post a Comment

0 Comments